Seperti
yang didemokan oleh Pranav, dengan teknologi tersebut dia mampu
menelfon hanya dengan telapak tangan tanpa ponsel, memotret hanya dengan
ujung jari tanpa kamera, melihat resensi buku, melihat delay pesawat
pada ticket, membuka akses internet atau Google pada selembar kertas,
membaca koran dengan animasi online, dan bahkan … transfer data atau
teks hanya dengan menjumput dan memasukkannya ke monitor komputer!
1. Kamera: Webcam menangkap obyek di depan dan melakukan
tracking terhadap gerakan tangan user. Data dikirimkan ke smart phone
2. Tanda jari berwarna: Pada jari terdapat tanda berwarna
merah, kuning, hijau, dan biru yang membantu kamera menangkap gerakan
tangan. (Pada perkembangan teknologi ini Pranav Mistry telah
menciptakan algoritma pengenalan gerak tubuh sehingga kelak tidak lagi
diperlukan tanda berwarna pada jari tersebut)
3. Proyektor: Sebuah proyektor yang menggunakan LED (light
emiting diode) menampilkan data yang dikirim dari smart phone ke
sembarang permukaan di posisi depan user. Bisa tembok, kertas, tangan,
atau orang. Saat ini Pranav sedang merancang membuat proyektor laser
agar ketajamannya lebih tinggi.
4. Smart Phone: Sebuah smart phone yang terkoneksi ke Web akan
memproses data video dengan menggunakan algoritma pencitraan untuk
mengidentifikasi obyek. Sebuah software khusus lain melakukan
searching di Web untuk ‘menterjemahkan’ gerakan tangan.
|
Trus, bagaimana cara kerjanya? Patty Maes, sang dosen Pranav menjelaskan bahwa cara kerja perangkat tersebut berdasar image and character recognition
(pengenalan gambar dan karakter). Alat utama yang digantungkan di dada
terdiri dari webcam, proyektor mini, cermin, dan smart phone. Sedangkan
pada ujung jari telunjuk dan jempol kedua tangan dipasang colored cap
(tanda berwarna), yang terdiri dari empat warna berbeda, merah, hijau,
kuning dan biru.
Kamera berfungsi mengenali gambar,
wajah, atau teks, sekaligus mengenali gerakan perintah kedua ujung jari
telunjuk dan jempol. Proyektor digunakan untuk menampilkan interface
(sebagai pengganti monitor) sekaligus menampilkan data-data tertentu
yang akan diproyeksikan ke sembarang media mulai dinding, kertas, hingga
telapak tangan. Sedangkan smart phone digunakan untuk komunikasi suara
dan akses data dengan Web (lihat gambar di atas).
Menurut
Patty perangkat teknologi ini masih berupa prototype, dan biaya
pembuatannya tidak lebih dari $ 350. Jika rencana produksi secara masal
terwujud hampir pasti harganya jauh lebih murah dengan disain yang lebih
simpel dan futuristik.
Mengapa dinamai 6’th Sense Technology?
Masih menurut Patty karena perangkat ini dikendalikan berdasarkan
gerakan tubuh kita seakan-akan melengkapi lima indera yang lain. Itulah
alasannya.
Referensi : http://rahmatulasri.com/
Referensi : http://rahmatulasri.com/
0 komentar:
Posting Komentar